Percobaan 5
Penentuan konstanta
kesetimbangan reaksi disosiasi
I. Pembahasan
Dalam
praktikum kimia anorganik II percobaan yang dilakukan adalah penentuan konstan
kesetimbangan reaksi disosiasi. Disosiasi adalah peruaraian suatu zat menjadi
zat lain yang lebih sederhana. Disosiasi yang terjadi akibat pemanasan disebut
disosiasi termal. Disosiasi yang
berlangsung dalam ruang tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang
disebut kesetimbangan disosiasi.
Praktikum ini bertujuan untuk
menentukan konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi [Ag (NH3)2]+.
Perak Merupakan salah satu logam transisi yang bisa membentuk ion kompleks.
Anonim (2013) mengatakan bahwa dalam ilmu kimia. Kompleks atau senyawa
koordinasi merujuk pada molekul atau identitas yang terbentuk dari penggabungan
ligan dan ion logam. Dalam pembentukan senyawa ini, memerlukan dua jenis spesi
:
1. Ion atau molekul yang sekurang-kurangnya mempunyai satu pasang elektron
bebas yang memadai untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
2. Ion logam atau atom yang mempunyai daya tarik menarik terhadap elektron
untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan gugus yang diikatnya.
Langkah pertama
yang kami lakukan adalah dengan membuat larutan kompleks perak diamin. Dengan
campuran larutan perak nitrat, amoniak dan akuades secara terkomposisi dalam 4
erlenmeyer. Langkah ini menghasilkan reaksi : Ag+ (aq) +
2NH3 ßà Ag(NH3)2+(aq)
Banowati(2013) mengatakan bahwa tetapan kesetimbangan untk
reaksi perak diamin adalah sebagai berikut:
K1= [Ag(NH3)2+]stb
[Ag+]stb
[NH3]2stb
Dimana konsentrasi semua spesies adalah
konsentrasi pada kesetimbangan. Pada tahun 1886 beberapa ahli kimia Norwegra,
Cato Maximillian Guldberg (1836-1902) dan peter waage (1833-1900) juga
mengemukakan bahwa:
“ jika hasil kali produk reaksiyang
dipangkatkan koefisiennya dibandingkan terhadap hasil kali konsentrasi
pereaktan yang dipangkatkan koefisiennya, hasilnya merupakan bilangan tetap.”
Harga bilangan yang tetap itu disebut
tetapan kesetimbangan (konstanta kesetimbangan), dilambangkan Kc, dengan huruf
c yang melambangkan konsentrasi. Seringkali hanya ditulis K (Anonim, 2013).
Anonim
(2013) juga mengatakan bahwa harga kesetimbangan sangat berguna baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif, memungkinkan untuk digunakan
dalam menghitung konsentrasi pereaksi dan atau hasil reaksi dalam sistem
kesetimbangan. Sedangkan secara kualitatif dapat memberikan informasi tentang
sejauh mana reaksi berlangsung ke arah reaksi yang sempurna.
Reaksi kebalikan dari reaksi (1)
disebut reaksi disosiasi yang dapat dituliskan sebagai berikut:
Ag(NH3)2+(aq)
ßà Ag+(aq)
+ 2NH3 (aq)
Konstanta kesetimbangan untuk reaksi
ini dapat dituliskan sebagai berikut:
K2= [Ag+]stb
[NH3]2stb
[Ag(NH3)2+]stb
Untuk menentukan konstanta
kesetimbangan disosiasi ini maka konsentrasi semua spesies pada kesetimbangan
harus diketahui. Spesies yang paling mudah ditentukan adalah ion Ag+ yaitu
dengan titrasi dengan menggunakan larutan standar KBr. Ion perak akan bereaksi
dengan ion bromide membentuk endapan putih. Ag+(aq) + Br-(aq)
ßà AgBr (s) konstanta kesetimbangan untuk reaksi
ini adalah:
Kc = 1
= 2,0 x 1012
[Ag+][Br-]
[Ag+][Br -] = 5,0
x 10 -13
[Ag+]=5,0 x 10 -13
[Br -]
Dengan mengetahui konsentrasi ion
bromide yang digunakan untuk titrasi. Dalam praktikum ini didapatkan untuk
konsentrasi yang berbeda dengan konsentrasi Br – yang bebeda pula.
Aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari adalah ketika petir muncul pada musim hujan karena pada musim hujan
udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan
arus lebih mudah mengalir. Petir terjadi melalui proses kesetimbangan. Awalnya
terlihat kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan dari langit. kemudian disusul
dengan suara menggelegar. Petir terjadi akibat perpindahan elektron antar awan
dan bumi. Energi yang dilepaskan berupa cahaya, panas dan bunyi. Energi panas
yang dilepaskan saat terjadi petir berpengaruh pada konsentrasi gas nirogen
monoksida di atmosfer.
II. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa menetukan konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi harus
diketahui dahulu masing-masing konsentrasinya. Konstanta kesetimbangan reaksi
disosiasi [Ag (NH3)2+]
= [Ag+][NH3]2
[Ag (NH3)2+]
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani,Sri. 2000. Kimia Anorganik I. Malang: JICA
Petrucci,palph,H.1985.Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga
Underwood dan Day. 1999. Analis Kimia Kuantitatif edisi V. Jakarta : Erlangga