Minggu, 16 Juni 2013

PERCOBAAN V PENENTUAN KONSTANTA KESETIMBANGAN REAKSI DISOSIASI


 Percobaan 5
Penentuan konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi

I. Pembahasan 

Dalam praktikum kimia anorganik II percobaan yang dilakukan adalah penentuan konstan kesetimbangan reaksi disosiasi. Disosiasi adalah peruaraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Disosiasi yang terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal.  Disosiasi yang berlangsung dalam ruang tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang disebut kesetimbangan disosiasi.
                Praktikum ini bertujuan untuk menentukan konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi [Ag (NH3)2]+. Perak Merupakan salah satu logam transisi yang bisa membentuk ion kompleks. Anonim (2013) mengatakan bahwa dalam ilmu kimia. Kompleks atau senyawa koordinasi merujuk pada molekul atau identitas yang terbentuk dari penggabungan ligan dan ion logam. Dalam pembentukan senyawa ini, memerlukan dua jenis spesi :
1.       Ion atau molekul yang sekurang-kurangnya mempunyai satu pasang elektron bebas yang memadai untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
2.       Ion logam atau atom yang mempunyai daya tarik menarik terhadap elektron untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan gugus yang diikatnya.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah dengan membuat larutan kompleks perak diamin. Dengan campuran larutan perak nitrat, amoniak dan akuades secara terkomposisi dalam 4 erlenmeyer. Langkah ini menghasilkan reaksi : Ag+ (aq) + 2NH3 ßà Ag(NH3)2+(aq)
Banowati(2013)  mengatakan bahwa tetapan kesetimbangan untk reaksi perak diamin adalah sebagai berikut:
K1=     [Ag(NH3)2+]stb
[Ag+]stb [NH3]2stb
Dimana konsentrasi semua spesies adalah konsentrasi pada kesetimbangan. Pada tahun 1886 beberapa ahli kimia Norwegra, Cato Maximillian Guldberg (1836-1902) dan peter waage (1833-1900) juga mengemukakan bahwa:
“ jika hasil kali produk reaksiyang dipangkatkan koefisiennya dibandingkan terhadap hasil kali konsentrasi pereaktan yang dipangkatkan koefisiennya, hasilnya merupakan bilangan tetap.”
Harga bilangan yang tetap itu disebut tetapan kesetimbangan (konstanta kesetimbangan), dilambangkan Kc, dengan huruf c yang melambangkan konsentrasi. Seringkali hanya ditulis K (Anonim, 2013).
                Anonim (2013) juga mengatakan bahwa harga kesetimbangan sangat berguna baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif, memungkinkan untuk digunakan dalam menghitung konsentrasi pereaksi dan atau hasil reaksi dalam sistem kesetimbangan. Sedangkan secara kualitatif dapat memberikan informasi tentang sejauh mana reaksi berlangsung ke arah reaksi yang sempurna.
Reaksi kebalikan dari reaksi (1) disebut reaksi disosiasi yang dapat dituliskan sebagai berikut:
Ag(NH3)2+(aq) ßà Ag+(aq) +  2NH3 (aq)
Konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini dapat dituliskan sebagai berikut:
K2= [Ag+]stb [NH3]2stb
       [Ag(NH3)2+]stb
Untuk menentukan konstanta kesetimbangan disosiasi ini maka konsentrasi semua spesies pada kesetimbangan harus diketahui. Spesies yang paling mudah ditentukan adalah ion Ag+ yaitu dengan titrasi dengan menggunakan larutan standar KBr. Ion perak akan bereaksi dengan ion bromide membentuk endapan putih. Ag+(aq) + Br-(aq) ßà AgBr (s)  konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini adalah:
Kc =       1         = 2,0 x 1012
        [Ag+][Br-]
      
        [Ag+][Br -] = 5,0 x 10 -13
               [Ag+]=5,0 x 10 -13
                                    [Br -]
Dengan mengetahui konsentrasi ion bromide yang digunakan untuk titrasi. Dalam praktikum ini didapatkan untuk konsentrasi yang berbeda dengan konsentrasi Br  yang bebeda pula.
Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika petir muncul pada musim hujan karena pada musim hujan udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Petir terjadi melalui proses kesetimbangan. Awalnya terlihat kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan dari langit. kemudian disusul dengan suara menggelegar. Petir terjadi akibat perpindahan elektron antar awan dan bumi. Energi yang dilepaskan berupa cahaya, panas dan bunyi. Energi panas yang dilepaskan saat terjadi petir berpengaruh pada konsentrasi gas nirogen monoksida di atmosfer.


 
II. KESIMPULAN
      
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa menetukan konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi harus diketahui dahulu masing-masing konsentrasinya. Konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi [Ag  (NH3)2+] = [Ag+][NH3]2                                                                                                            
                           [Ag (NH3)2+]


DAFTAR PUSTAKA


Mulyani,Sri. 2000. Kimia Anorganik I. Malang: JICA

Petrucci,palph,H.1985.Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga

Underwood dan Day. 1999. Analis Kimia Kuantitatif edisi V. Jakarta : Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar