Senin, 17 Juni 2013

Minggu, 16 Juni 2013

PERCOBAAN VI ANALISA ION-ION ORGANIK DALAM URIN


PERCOBAAN 6

ANALISA ION-ION ORGANIK DALAM URIN


I.            PEMBAHASAN

Percobaan yang dilakukan pada percobaan ini adalah analisa ion-ion anorganik dalam urin.Analisa yang dilakukan merupakan analisa kualitatif yang artinya analisa yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat /campuran yang tidak diketahui dalam suatu sampel. Percobaan ini di identifikasi dengan uji nyala,uji pemanasandan uji kelarutan.
Air seni atau urin adalah cairan sisa metabolisme yang diekresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinisasi.
Ø  Uji nyala
Dalam percobaan ini uji nyala dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya ion natrium dalam urin.dilakukan dengan cara mencelupkan kawat nikrom  kedalam urin yang telah diasamkan dengan HCl dan kemudian dipanaskan pada nyala api spritus hasil yang di dapat warna api kuning,ini menunjukan dalam sampel mengandung ion Na+
Ø  Uji Pemanasan
Dalam percobaan ini dilakukan pemanasan dilakuakn untuk mengetahui ada tidaknya ion ammonium.dilakukan dengan cara memanaskan urin yang telah ditambahkan NaOH dalam gelas beker yang berisi air yang sedang dipanaskan kemudian pada permukaan mulut tabung reaksi diletakkan kertas lakmus merah. Pengupan gas tersebut merubah kertas lakmus merah menjadi biru sehingga pada urin positif mengandung ion amonium
Ø  Uji kelarutan
Uji kelarutan dilihat dari endapan yang terbentuk. Dalam percobaan ini uji kelaruan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kalsium,klorida dan sulfat.identifikasi ada tidaknya ion kalsium dilakukan dengan cara menambahkan (NH4)2C2O4 kedalam urin setelah dilakukan identifikasi dalam sampel urin negatif mengandung ion kalsiumdikarenakan terbentuknya endapan kuning pudar.identifikasi ada tidaknya ion klorida dilakukan dengan cara menambahkan HNO3 dan CuSO4 kedalam urin yang akan diuji hasil yng diperoleh dalam sampel negatif mengandung in klorida dikarenakan tidak terbentuk endapan .idenifikasi ada tidaknya  ion sulfat dilakukan dengan cara menambahkan HCl dan BaCl2 dalam urin. hasil identifikasi yang di peroleh dalam sampel urin positif mengandung ion sulfat.

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan sampel urin digunakan termasuk urin yang kurang sehat  kerena tidak mengandung ion Ca2+dan ion Cl- dimungkinkan pemilik sampel urin tersebut sedang sakit.untuk itu sangat penting mengkonsumsi  makanan yang bayak mengandung ion kalsium dan ion klorida karena dalam tubuh, kalsium, dalam bentuk ion Ca2+, merupakan ion logam yang paling banyak dan merupakan unsur kelima yang paling melimpah dalam tubuh (setelah H, O, C, dan N) baik berdasarkan atom maupun berdasarkan bobotnya. Lebih dari 90 persen kalsium terdapat dalam tulang dan email gigi.
Kalsium di butuhkan dalam proses metabolisme tubuh, transmisi saraf, pengaturan detak jantung, kontraksi otot, membantu proses pembuahan, mempercepat pembentukan darah, mengaktifkan sistem pertahanan tubuh dan masih banyak lagi lainnya. urin yang sehat dalam urin mengandung ion NH4+,K+,Na+,Cl-,SO4-,Ca2+ dan Mg2+.
Reaksi yang terjadi selama percobaaan ini, yaitu:
Ø  Ion amonium
NH4++OH-                             NH3+H2O
Ø  Ion kalsium(Ca2+)
Ca2++C2O42-                                CaC2O4
Ø  Ion klorida(Cl-)
2NaCl+CuSO42-                           Na2SO4+CuCl2
Ø  Ion sulfat(SO42-)
Ba2++SO42-                                      BaSO4 + HCl


 
  Interferensi oleh karena itu ditambah
                                                                         

    II.            II. KESIMPULAN 

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa;

1. Melakukan analisis kualitatif ion-ion anorganik dilakukan dengan cara pengidentifikasian melalui uji nyala ,uji pemanasan,dan uji kelarutan.
2.  Kandungan ion ion anorganik dalam sampel urin positif mengandung ion        natrium,amonium , suifat. Dan negatif mengandung ion kalsim dan klorida


     DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.kandungan urin.http;//teknologika.blogspot.com/2013/03/kandungan urin.html.diakses tanggal 26 Mei 2013
Istiningrum,Reni B.2013.panduan praktikum kimia anororganik II.Universitas islam indonesia :Yogyakarta
Vogel.1985.Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.PT kalman Media Pustaka

PERCOBAAN V PENENTUAN KONSTANTA KESETIMBANGAN REAKSI DISOSIASI


 Percobaan 5
Penentuan konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi

I. Pembahasan 

Dalam praktikum kimia anorganik II percobaan yang dilakukan adalah penentuan konstan kesetimbangan reaksi disosiasi. Disosiasi adalah peruaraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Disosiasi yang terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal.  Disosiasi yang berlangsung dalam ruang tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang disebut kesetimbangan disosiasi.
                Praktikum ini bertujuan untuk menentukan konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi [Ag (NH3)2]+. Perak Merupakan salah satu logam transisi yang bisa membentuk ion kompleks. Anonim (2013) mengatakan bahwa dalam ilmu kimia. Kompleks atau senyawa koordinasi merujuk pada molekul atau identitas yang terbentuk dari penggabungan ligan dan ion logam. Dalam pembentukan senyawa ini, memerlukan dua jenis spesi :
1.       Ion atau molekul yang sekurang-kurangnya mempunyai satu pasang elektron bebas yang memadai untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
2.       Ion logam atau atom yang mempunyai daya tarik menarik terhadap elektron untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan gugus yang diikatnya.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah dengan membuat larutan kompleks perak diamin. Dengan campuran larutan perak nitrat, amoniak dan akuades secara terkomposisi dalam 4 erlenmeyer. Langkah ini menghasilkan reaksi : Ag+ (aq) + 2NH3 ßà Ag(NH3)2+(aq)
Banowati(2013)  mengatakan bahwa tetapan kesetimbangan untk reaksi perak diamin adalah sebagai berikut:
K1=     [Ag(NH3)2+]stb
[Ag+]stb [NH3]2stb
Dimana konsentrasi semua spesies adalah konsentrasi pada kesetimbangan. Pada tahun 1886 beberapa ahli kimia Norwegra, Cato Maximillian Guldberg (1836-1902) dan peter waage (1833-1900) juga mengemukakan bahwa:
“ jika hasil kali produk reaksiyang dipangkatkan koefisiennya dibandingkan terhadap hasil kali konsentrasi pereaktan yang dipangkatkan koefisiennya, hasilnya merupakan bilangan tetap.”
Harga bilangan yang tetap itu disebut tetapan kesetimbangan (konstanta kesetimbangan), dilambangkan Kc, dengan huruf c yang melambangkan konsentrasi. Seringkali hanya ditulis K (Anonim, 2013).
                Anonim (2013) juga mengatakan bahwa harga kesetimbangan sangat berguna baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif, memungkinkan untuk digunakan dalam menghitung konsentrasi pereaksi dan atau hasil reaksi dalam sistem kesetimbangan. Sedangkan secara kualitatif dapat memberikan informasi tentang sejauh mana reaksi berlangsung ke arah reaksi yang sempurna.
Reaksi kebalikan dari reaksi (1) disebut reaksi disosiasi yang dapat dituliskan sebagai berikut:
Ag(NH3)2+(aq) ßà Ag+(aq) +  2NH3 (aq)
Konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini dapat dituliskan sebagai berikut:
K2= [Ag+]stb [NH3]2stb
       [Ag(NH3)2+]stb
Untuk menentukan konstanta kesetimbangan disosiasi ini maka konsentrasi semua spesies pada kesetimbangan harus diketahui. Spesies yang paling mudah ditentukan adalah ion Ag+ yaitu dengan titrasi dengan menggunakan larutan standar KBr. Ion perak akan bereaksi dengan ion bromide membentuk endapan putih. Ag+(aq) + Br-(aq) ßà AgBr (s)  konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini adalah:
Kc =       1         = 2,0 x 1012
        [Ag+][Br-]
      
        [Ag+][Br -] = 5,0 x 10 -13
               [Ag+]=5,0 x 10 -13
                                    [Br -]
Dengan mengetahui konsentrasi ion bromide yang digunakan untuk titrasi. Dalam praktikum ini didapatkan untuk konsentrasi yang berbeda dengan konsentrasi Br  yang bebeda pula.
Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika petir muncul pada musim hujan karena pada musim hujan udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Petir terjadi melalui proses kesetimbangan. Awalnya terlihat kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan dari langit. kemudian disusul dengan suara menggelegar. Petir terjadi akibat perpindahan elektron antar awan dan bumi. Energi yang dilepaskan berupa cahaya, panas dan bunyi. Energi panas yang dilepaskan saat terjadi petir berpengaruh pada konsentrasi gas nirogen monoksida di atmosfer.


 
II. KESIMPULAN
      
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa menetukan konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi harus diketahui dahulu masing-masing konsentrasinya. Konstanta kesetimbangan reaksi disosiasi [Ag  (NH3)2+] = [Ag+][NH3]2                                                                                                            
                           [Ag (NH3)2+]


DAFTAR PUSTAKA


Mulyani,Sri. 2000. Kimia Anorganik I. Malang: JICA

Petrucci,palph,H.1985.Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga

Underwood dan Day. 1999. Analis Kimia Kuantitatif edisi V. Jakarta : Erlangga